Saya bukan penggemar balap mobil, balap motor, ataupun balap-balap yang lain. Jika Anda tanya saya, apa bedanya balap F1 dan F3, maka saya akan menatap Anda bingung.
Saya bukan penggemar balap mobil, balap motor, ataupun balap-balap yang lain. Jika Anda tanya saya, apa bedanya balap F1 dan F3, maka saya akan menatap Anda bingung. Begitu juga dengan balap motor, siapa yang juara, kenapa ia bisa juara, dan bermacam-macam trivia yang ada dibelakang segala bentuk balap, terus terang, saya tidak tahu. Apakah saya ingin tahu? Tentu saja.
Namun, saya punya sebuah pengalaman menonton balap mobil.
Beberapa tahun lalu, dengan perasaan ingin tahu yang tinggi, seperti apakah menonton balap mobil NASCAR itu, saya menonton balap mobil pertama saya di Kansas Speedway, di Kansas City, kota tempat saya bekerja.
Tentu saja, saya tidak pernah membayangkan bahwa menonton balap mobil pertama saya akan menjadi pengalaman yang tak terlupakan seumur hidup saya.
The Racing Day!
Manusia selalu tertarik untuk menjadi yang ter-. Entah itu tertinggi, tercepat, terdalam dan lain-lainnya yang menantang pikiran dan tubuh manusia untuk memecahkan sebuah rekor. Itulah kenapa orang selalu mencintai olah raga yang dapat membuat dirinya menyaksikan saat rekor itu dipecahkan. Menyaksikan history in the making kata orang Amerika.
Excitement! Itulah yang dapat saya rasakan berjalan masuk ke tribun penonton Kansas Speedway yang sudah dipenuhi oleh banyak orang yang bertujuan sama dengan saya. Matahari musim panas terasa membakar kulit, namun begitu terasanya suasana kemeriahan dan euforia orang untuk menyaksikan derum kecepatan di lintasan sirkit ini, maka tak dihiraukanlah kulit-kulit yang telah terpanggang.
Suaranya Begitu Kencang!
Anda tidak akan menyangka betapa kencangnya suara mobil yang sedang berlari 250 km/jam. Anda tidak akan dapat menyangkanya jika Anda hanya menyaksikannya dari pesawat tv Anda. Percayalah! Ketika saya duduk di baris ke-10 di Grand Stand Kansas Speedway, hanya sekitar beberapa belas meter saja dari lintasan sirkit tepat di depan saya, suara-suara mobil NASCAR yang sedang berlatih itu telah memekakkan telinga saya. Tak heran, saat di pintu masuk, setiap penonton mendapatkan tutup telinga seperti perop botol. Itu hanya lintasan mereka berlatih sebelum lomba yang sebenarnya dimulai.
Let the Race… Begins!
Sorak sorai penonton makin bertambah kencang, ketika lagu kebangsaan Amerika selesai dinyanyikan dengan semangatnya. Ini adalah musim panas! Musim ketika semua orang Amerika menikmati kehangatan dan kemeriahan berbagai aktivitas musim panas. Kaleng Coca Cola, bir dingin, dan hot dog menjadi penganan mereka.
Dan, ketika MC bersuara bariton berteriak mengawali mobil starter Mercedes memasuki sirkit lomba dengan bendera kuning diikuti mobil-mobil malap di belakangnya, penonton seperti kerasukan, berteriak, bertepuk tangan, dan berdiri menyambut derum kencang deretan mobil di depan mereka.
Sayapun seperti tersihir. Tersihir untuk mengikuti dan terikut dengan kegegap gempitaan suasana di sekeliling saya! Saya berteriak, saya berdiri, dan saya bertepuk tangan, tanpa tahu siapa yang saya teriaki, siapa yang saya tepuk tangani, dan siapa saja orang-orang yang ada di dalam mobil-mobil tersebut! Semuanya serba riuh, semuanya serba gegap gemita, dan semuanya bak gema suara manusia yang tak habis-habisnya!
Dan… Let the Race… Begiiiiin! Demikian teriak suara si MC!
Derum Kencang Suara Mesin!
Derum suara mesin dengan bising angin yang melewati lintasan sirkit di depan saya begitu menderu. Mesin yang dibawa ke tingkat kecepatan tinggi seakan memberi pacuan adrenalin bukan saja pada si pengemudinya, namun juga pada para penonton di tribun ini.
Suaranya begitu kencang. Saya tidak dapat untuk tidak menutup telinga saya dengan karet perop yang diberikan secara cuma-cuma. Ketika saya melihat ke penonton lain di sebelah saya, semuanya ikut menggunakannya.
Ini menjadi sebuah pengalaman tersendiri ketika saya menyaksikan sebuah event yang belum pernah saya saksikan sebelumnya. Bayangkan ketika Anda melihat mobil yang terbakar di tengah sirkit, ketika mobil tersalip oleh mobil lain, dan melihat gegap gempita para penonton di belakang Anda. Semuanya menjadi sebuah momen yang membuat saya menghargai lomba kecepatan ini.
Saya tidak menyesal membeli tiket sirkuit balap ini karena saya mendapatkan sebuah pengalaman. Dan, mulai saat itu, setidaknya saya kenal nama seperti Michael Schummacher, saya kenal siapa itu Valentino Rossi, dan pembalap-pembalap lainnya. Apakah saya menjadi fan lomba balap setelah menonton sirkit pertama saya? Mungkin iya, mungkin juga tidak.