ALMOST LOST IN YOKOHAMA CHINATOWN

Yokohama,ibu kota Prefektur Kanagawa, merupakan kota terbesar ke-2 di Jepang setelah Tokyo. Kota ini merupakan kota pelabuhan yang berkembang pesat setelah Jepang membuka diri dari politik isolasi di akhir abad ke-19. Yuk bersenang-senang di sini!

Yokohama berada di kota Tokyo. Sekitar 2 jam perjalanan dengan menggunakan bis, atau satu jam saja dengan kereta dari Tokyo. Dulu, Yokohama adalah sebuah desa nelayan kecil yang kemudian berubah menjadi sebuah pelabuhan internasional sejak 1859, saat pertama kali Jepang membuka diri.  


Yokohama Landmark Tower

Hari ini saya dan teman-teman mengunjungi kota pelabuhan ini. Objek pertama yang kami kunjungi adalah Yokohama Landmark Tower, sebuah gedung pencakar langit tertinggi di Jepang sejak tahun 1993. Gedung ini berlantai 70 dengan tinggi 296,3 m, dan merupakan gedung tertinggi nomor 60 di dunia, namun setelah selesainya Tokyo Sky Tree (634 m) pada tahun 2012, Landmark Tower menjadi struktur tertinggi ketiga di Jepang. Gedung berlantai 70 ini memiliki lantai pengamatan di lantai 69 dapat dicapai dalam waktu sekitar 40 detik memakai lift buatan Mitsubishi Electric yang 750 m/menit (45 km/jam). Lift tersebut pernah dicatat Guinness World Records sebagai lift tercepat di dunia sebelum dikalahkan oleh lift di Taipei 101, Taiwan. 



Dari lantai observasi, Anda bisa melihat pemadangan kota Yokohama yang cantik, dan Yokohama Minato Mirai 21 (Pelabuhan Masa Depan 21) dengan leluasa. Minato Mirai adalah proyek pembangunan kawasan kota modern di Naka-ku, Yokohama. Dari luas keseluruhan 1,86 km² (186 hektare), wilayah seluas 0,76 km² (76 hektare) merupakan tanah reklamasi. 


Hakajima Sea Paradise 

Sudah berada di area laut Jepang, sekalian saja mampir ke Hakajima Sea Paradise. Berada di pesisir Teluk Yokohama, Hakajima Sea Paradise adalah sebuah taman rekereasi yang menghadirkan aquarium raksasa, pusat perbelanjaan, hotel, marina, dan amusement rides. Hakajima Sea Paradise memiliki Japan's first surf coaster yang akan ‘menerbangkan’ Anda di atas lautan biru. Ini akan sangat cocok bagi Anda yang berlibur ke Japang dan membawa serta anak-anak. 

Waktu sudah menunjukkan jam makan siang, kami pun segera menuju restoran yang ada di area ini. Seperti sebuah foodcourt, Anda bisa memesan berbagai makanan baik menu Jepang, ataupun menu lainnya di sini. Saya memilih ramen, dan rasanya.... hmmm enak!

Yokohama’s Historical Hotel 

Selepas kunjungan di Hakajima Sea Paradise, kami masih punya banyak waktu, akhirnya kami check-in di hotel tempat kami menginap malam ini, New Grand Hotel Yokohama. Ada yang spesial dari hotel ini, yaitu sejarahnya. 

Hotel tua yang menghadap ke Yamashita Park ini dibuka pada tahun 1927, tepat 4 tahun setelah gempa besar Great Kanto earthquake merusak Yokosama secara keseluruhan. Hotel ini digunakan sebagai akomodasi oleh pasukan Amerika selama Pendudukan Jepang setelah Perang Dunia II. 




Salah satu kamar suites yang digunakan oleh  Jenderal Douglas MacArthur, hingga kini masih dipelihara sesuai dengan aslinya, lengkap dengan semua perabotan yang beliau gunakan selama tinggal di kamar ini. Sungguh beruntung saya bisa menginap di hotel ini, bahkan mengabadikan ruang tidur sang jenderal melalui kamera! 


Yokohama Chukagai

Tak terasa, kelilingan hotel tua ini cukup menghabiskan waktu, karena kok sudah jam lima sore ya... saya dan teman-teman bersiap untuk mengunjungi Yokohama Chukagai atau Yokohama Chinatown yang merupakan pecinan terbesar di Jepang dan berada di tengah kota Yokohama. Kami hanya berjalan kaki dari New Grand Hotel Yokohama ke pecinan ini.



Pecinan ini berkembang dengan cepat, sejak Pelabuhan Yokohama menjadi pelabuhan perdagangan pertama di Jepang dibuka, area ini menjadi kediaman para pedagang Cina yang menetap di Yokohama. 



Seperti pecinan lainnya, di sini Anda disambut dengan gerbang besar berwarna merah. Sebenarnya terdapat 4 gerbang dengan warna yang berbeda, dan 5 gerbang lainnya yang bisa ditemui di dalam pecinan. Di dalam pecinan ini terdapat di Kantei-byo atau Kuan Ti Miao Temple, sebuah kuil berwarna emas dan merah yang menjadi icon dari pecinan ini. Dibangun pada tahun 1873 oleh masyarakat Cina yang tinggal di area ini. Kuil ini didedikasikan untuk dewa kemakmuran. 

Layaknya Anda berjalan-jalan di pecinan kota lain, di sini, sepanjang jalan Anda bisa menemui begitu banyak toko yang menjual berbagai barang, mulai dari kebutuhan sehari-hari, suvenir, hingga restoran, dan pedagang camilan di kaki lima.  



Di area ini begitu banyak gang dan jalan kecil, yang bentuknya mirip semua. Hari sudah malam, dan perut mulai terasa lapar. Waktu dan tempat yang ditentukan untuk makan malam tiba-tiba ‘tidak jelas’ karena saya dan beberapa orang teman tertinggal jauh di belakang. Meski kami ‘kehilangan’ jejak rombongan kami tidak putus asa. Saya malahan makin asik memotret, sementara yang lain justru liat-liat buku menu yang dipajang di restoran-restoran yang kami lewati, dengan tujuan jika kami tidak bertemu rombongan, ya sudah kami makan malam saja di salah satu resto ini. 

Ternyata oh ternyata salah satu karyawan hotel New Grand Hotel Yokohama menemukan kami, ia mendapat info dari guide bahwa kami ‘hilang’ dan mereka membantu mencari, wahhhh pelayananya oke banget ya... dan kami diantar ke sebuah resto Jepang yang beada di salah satu gang yang telah kami lewati. Restonya cukup unik, berada di lantai dua, menyajikan makanan Oriental dan Jepang. Ruangan bisa dipilih, mau ala tatami atau duduk meja seperti biasa.  


Makan malam kali ini penuh tawa karena kejadian barusan, Almost Lost in Yokohama Chukagai! Waktu menunjukkan pukul 23.00 saat kami meninggalkan area pecinan. Udara malam ini di Yokohama sangat dingin, di papan penunjuk suhu tertera 5derajat Celcius, saya dan 3 orang teman lainnya menutup malam dengan tetap berkeliling di area sekitar hotel, sambil terus memotret suasana dalam dinginnya malam. 



Yuktravel ingin mengirimkan notifikasi promo menarik langsung ke perangkat Anda.

Lain kali