5 AKTIVITAS DI WAKATOBI SELAIN MENYELAM

Jika Anda bukan penyelam, tak perlu risau dengan kegiatan di darat. Meski Wakatobi terkenal dengan wisata baharinya, bukan berarti tidak ada aktifitas di darat. Banyak hal yang bisa dilakukan di sini.
Berada di Provinsi Sulawesi Tenggara, Kabupaten Wakatobi menjadi destinasi wisata bagi pecinta pantai dan laut. Dengan luas wilayah 1.39 juta Ha, Wakatobi menyandang gelar Taman Nasional.  Kata Wakatobi sendiri merupakan penggalan dari nama 4 pulau, yaitu Pulau Wangi-Wangi, Pulau Kaledupa, Pulau Tomia, dan Pulau Binongko.

Kecantikan alam bawah laut Wakatobi inilah yang menjadikan ke-4 pulau ini terkenal dan akhirnya menjadi daerah tujuan wisata khususnya bagi para penyelam. Kedalaman air di taman nasional ini bervariasi, dan bagian terdalamnya mencapai 1.044m di bawah permukaan air laut.


Di Wakatobi, sedikitnya terdapat 40 titik penyelaman. Hal yang paling membanggakan dari kabupaten ini adalah, adanya Karang Atol terpanjang di dunia, 48 Km, dinamakan Kaledupa Atol dan dijadikan Cagar Biosfer dan dilindungi oleh berbagai instansi pemerintah dan juga UNESCO, dan masuk dalam World Network Biosphere Reserve (WNBR) sejak 11 Juli 2012.

Jika Anda bukan penyelam, tak perlu risau dengan kegiatan di darat. Meski Wakatobi terkenal dengan wisata baharinya, bukan berarti tidak ada aktifitas di darat. Banyak hal yang bisa dilakukan di sini.


  1. Mengunjungi Suku Bajoe
    Berkunjung ke perkampungan suku Bajo bisa jadi kegiatan yang menyenangkan. Suku Bajoe banyak yang mendirikan rumahnya di atas air laut, tak heran jika mereka diberi ‘label’ manusia laut. Matapencaharian mereka adalah mencari ikan dengan cara tradisional, dan hanya menjualnya ke penduduk setempat, atau pemukiman terdekat dari tempat mereka tinggal. Keberadaan suku Bajoe telah mengundang banyak kalangan untuk mengenal lebih jauh asal usul, pola hidup, adat, seni, dan budaya tradisional suku ini.

  2. Cari Rongga Rahasia di Benteng Patua
    Benteng Patua yang berada di Dusun Kollo Patua, Pantai Tomia. Konon, bentang ini sudah ada sejak abad ke-18, saat itu pemukiman yang ada dekat benteng ini dikenal dengan nama Hefafoa atau Hengkara. Benteng Patua tidak begitu besae, berada 100 meter di atas permukaan laut. Posisinya yang tak jauh dari jalan raya, sangat mudah dijangkau dengan menggunakan kendaraan bermotor. Berdiri di posisi tertinggi di benteng tersebut, Anda akan menyaksikan cantiknya Laut Banda yang biru dan bersih, Pulau runduma, Pulai Kaledupa, Wangi-Wangi, dan secara samar Pulau Buton.  Di benteng ini juga terdapat kuburan keramat, dan juga rongga rahasia. Rongga ini adalah jalan masuk ke hutan. Jalan rahasia ini di bagian pijakannya dikeraskan menggunakan kerikil, dsedangkan bagian dindingnya dihiasi batu berwarna cerah. Jalan rahasia ini hanya panjangnya hanya 10 meter saja. 

  3. Watching Sunset at Kayangan Hill
    Pernah nonton film The Mirror Never Lies? Salah satu lokasi syuting film yang disutradarai oleh  Kamila Andini ini  adalah tempat yang tepat untuk menikmati cantiknya awan biru yang cerah, jauh dari polusi, dan sangat tenang. Nikmati suara deburan ombak, angin laut menghembus menerpa wajah, dan akhirnya langit senja pun mulai berubah kemerahan seiring berjalannya sang surya menuju ke peraduan.


  4. Wisata Kuliner di Wakatobi
    Wisata bahari biasanya menawarkan berbagai hidangan yang dihasilkan dari laut. Saat berada di Wakatobi, cobalah cicipi pangan pokok masyarakat di sini yaitu Kasuami. Coba juga ikan kuah kuning yang disebut Parende, atau ikan goreng dengan cocolan Colo-colo yang super pedas, asem, dan segar. Sebagai peneman yang akan membuat hari Anda lebih segar lagi, Jus Rumput Laut.

  5. Mengunjungi Hutan Terlarang
    Hutan mangrove di Pulau Kaledupa  berada di beberapa tempat seperti Kelurahan Laulua, Desa Langge, Desa Sombano, Desa Buranga, Desa Balasuna, Desa Horuo dan Desa Tampara. Hutan Mangrove ini sangat  luas dan rapat. Di Hutan ini hidup beberapa fauna seperti kepeting, ikan, kerang, burung pipit, trinil, siput, udang dan beberapa fauna lainnya. Hutan Mangrove di Pulau Kaledupa terbesar di Kabupaten Wakatobi. Jika Anda menyempatkan waktu untuk mengunjungi salah satu dari hutan-hutan ini, jangan coba-coba untuk menebang atau membawa keluar potongan kayu, atau apapun dari dalam hutan karena semua yang ada di dalam hutan dilindungi oleh negara. Saat yang tepat untuk mengunjungi hutan mangrove adalah menjelang sore. Sinar matahari yang memerah terlihat cantik di sela-sela dedaunan mangrove yang rimbun. 

    Foto utama: Wakatobi Dive Resort
    Suku Bajoe: Wikipedia
    Bukit Kayangan: melyafindi.wordpress.com





Yuktravel ingin mengirimkan notifikasi promo menarik langsung ke perangkat Anda.

Lain kali